Senin, 08 Desember 2008

TrIk bLoG


Gw akan ngasih lo sedikit tentang cara mempercantik blog atau menyempurnakan blog, gw dapet ini dari sebuah blog yang sangat luar biasa.Kalo gw ngebloog gw suka lihat dari itu blog.Ini sedikit trik -trik blog yang gw mao gw kasih tau.







Tinggal di klik


Cara ngebuat READ MORE
Membuat tabs menu horizontal
Membuat tabs menu vertikal
Mengganti tanggal postingan menjadi icon calender
Membuat template di blogger
Dan masih banyak lagi

SELAMAT MENCOBA




Read More......

Sabtu, 06 Desember 2008

Berhubung gw suka banget sama PSIS gw akan ngasih sedikit berita tentang PSIS yang gw dapet dari Blognya PSIS.Gw akan ngasih beberapa berita tentang PSIS, yang sedang bersiap- siap untuk putaran ke dua ISL 2008.Sepertinya kubu PSIS mengadakan perombakan besar dengan memecat dan mentransfer pemain.Untuk lebih lengkap nya silahkan liat sendiri.




Gaston dipecat

SEMARANG- Perombakan besar-besaran dilakukan PSIS dalam persiapan menghadapi putaran kedua Djarum Indonesia Super League (ISL) 2008.

Tak tanggung-tanggung, delapan personel yang terdiri atas tujuh pemain lokal dan satu ekspatriat dicoret. Kontribusi mereka bagi Mahesa Jenar selama putaran pertama dinilai minim.

Striker asal Argentina Gaston Castano dipastikan mengikuti jejak Alex Daniel, Salomon Bengondo, dan Edson Leonardo. Pemecatannya lantaran tak sesuai dengan karakter penyerang yang diinginkan Bambang Nurdiansyah.

Pelatih tim kesayangan warga Semarang tersebut membutuhkan striker yang memiliki naluri gol tinggi dan bertipe finisher. Gaston sama sekali bukan pemain dengan tipe demikian.

Terbukti dalam 17 pertandingan di putaran pertama, mantan pemain PSS Sleman tersebut hanya menyumbang tiga gol. Seluruhnya berasal dari titik putih. Sedangkan di ajang Copa Indonesia, satu dari tiga koleksi golnya juga lahir dari penalti.

”Kemampuan Gaston Castano tidak jelek. Hanya, karakternya tak sesuai dengan pelatih,” kata Manajer Tim Setyo Agung Nugroho.

Dengan demikian, pemain asing yang tersisa tinggal Basile Jules Onambele. Sementara tujuh pemain lain yang dicoret adalah Ilham Asdat, Hendro Bawono, Anwarudin, Omar Talem, Didik Darmadi, Sukamto, dan Sumaryanto.

Mayoritas dari mereka jarang dimainkan. Para pemain itu lebih sering duduk di bangku cadangan. Bahkan ada yang belum pernah masuk dalam daftar line-up.
Menurut Agung, mereka belum bisa bersaing di dalam tim, juga dengan pemain lain di Superliga. Jika dipaksakan tetap merumput di Jatidiri, justru tak baik untuk perkembangannnya. Guna menambah jam terbang, lebih baik bergabung dengan klub yang memberi peluang bermain lebih banyak.

”Pencoretan tersebut murni hasil evaluasi pelatih. Tentu saja pertimbangannya teknis dan profesional, bukan like and dislike. Manajemen tidak intervensi dalam menentukan pemain yang dicoret,” imbuh Agung.

Hampir Pasti

Konsekuensi dari pemecatan tersebut, PSIS harus memburu pemain berkualitas yang siap pakai. Tentu saja pemain yang diincar tidak terikat dengan salah satu klub Superliga atau Divisi Utama.

Dana yang cukup sudah disiapkan oleh manajemen Mahesa Jenar. Agung menandaskan, dalam evaluasi yang digelar Jumat (28/11) malam, Bambang mengisyaratkan kebutuhannya akan empat pemain asing dan dua pemain lokal.

Untuk posisi gelandang, pelamar Abdelaziz Dnibi asal Maroko hampir pasti direkrut. Proses negosiasi hingga kemarin sudah mencapai 90 persen.
”Bisa dikatakan 90 persen Abdelaziz bergabung di PSIS. Soal nilai kontrak sudah tidak masalah. Hanya tinggal negosiasi fasilitas seperti makan, tempat tinggal, dan mobil,” tutur Agung.

Personel berposisi stoper dan striker masih diburu. Namun, Bambang sudah punya gambaran stoper yang sesuai dengan kebutuhan tim.
Yang bersangkutan sudah dinegosiasi dan mencapai kesepakatan. Khusus striker, manajemen telah menghubungi agensi agar mengirimkan pemain berkualitas.

Abdelzais resmi dikontrak
Setelah melalui perundingan yg cukup alot, Akhirnya malam tadi antara jam 20.00 s/d 21.30 berlangsung tanda tangan kontrak management PSIS (yg diwakili Mas Ari Wibowo dgn mas Agung), dengan Abdelazis Dnibi yg didampingi Roby selaku (sub) agennya. Shingga dapat dipastikan bahwa kelemahan di lini tengah psis selama ini, sudah tertutupi dengan kehadiran pemain yg pernah merumput di palermo tsb.

Management memberikan banyak fasilitas kepada Abdel Azis, diantaranya sbb : Gaji Rp. 10 juta/bln. Uang makan Rp. 1,5 jt/bulan. Fasilitas 1 kamar ber-AC berbarengan 1 rumah dgn 1 pemain asing lainnya (kamar sendiri2). Fasilitas 1 mobil utk dipakai bersama sama dgn 1 pemain asing lainnya. Bensin mobil diisi penuh tiap 3 hari sekali. Bonus menang home Rp. 500rb, menang away Rp. 750rb. Bantuan tiket pulang ke Maroko = Rp. 7,5 jt di akhir musim. Biaya admin BLI (kisaran Rp. 30 jt) ditanggung PSIS. Bea agency kisaran Rp. 15 jt juga ditanggung PSIS. Voucher main time zone Rp. 1jt/bulan ditanggung PSIS, Voucher berenang gratis seumur hidup jg diberikan oleh waterpark KAMPOENG SEMAWIS.

Untuk lebih lengkapnya, mari kita simak beberapa biodata mengenai Abdulazis :


TTL : Casablanca, 13 Jan 1975
TB/BB : 185/78

Karier Club :
2007 Geylang United, Sin (2 Gol)
04-dec.06 ?? <--- WAC Casablanca ?? 03-04 Haarlem, Hol 02-03 ?? 01-02 Solothurn, Swi 00-01 Solothurn, Swi 99-00 Baden, Swi 98-99 Baden, Swi ??-?? 97-98 Baden, Swi 96-97 Palermo, Ita 93-96 OC Khourigba, Mor 91-93 Raja Beni Mellal, Mor Karier TimNas : - Squad U-16 Marroco - Squad U-18 Marroco (ikut berlaga di African Cup Junior) - Squad U-21 Marroco (ikut berlaga dalam kualifikasi Olimpiade Atlanta 1996) Pernik : - Selain bahasa ibu, dia juga mahir berbahasa Inggris, Jerman dan Prancis. - Dnibi adalah pemeluk Islam taat. Sewaktu di Palermo, dia memaksa untuk terus berpuasa walau klubnya bertanding. Merasa orang yang berpuasa terlalu lemah untuk bertanding, alih - alih duduk di bangku cadangan, Dnibi dipulangkan ke markas Palermo untuk beristirahat. - Di Palermo ia satu team dengan Ciro Ferara, yang kemudian menjadi legenda Juventus. Selain itu ada juga Giacomo Tedesco, dan Gaetano Vasari. - Masa keemasannya adalah saat memperkuat Baden, Swiss - Saat memperkuat Geylang, pernah menerima kartu merah langsung karena menyikut wajah seterunya. (hehe.. nakal juga nii).

PSIS ON AIR di TV ku


SEMARANG—PSIS tak berhenti berinovasi menanamkan image profesional pada masyarakat. Kemarin, manajamen PSIS menggandeng salah TVKU untuk berkolaborasi menggelar acara berbentuk talk show. Acara yang bernama ’PSIS On Air’ ini akan mulai disiarkan 2 Desember mendatang dengan durasi selama 60 menit. Waktu tayang program ini dimulai pukul 16.45 hingga 17.45 WIB. General Manager PSIS Anis Nugroho Widharto mengatakan melalui program baru ini masyarakat pecinta PSIS dapat memahami seluk beluk tim kesayangannya, yang saat ini sedang mempersiapkan menjelang Indonesia Super League (ISL) putaran kedua. “Selama ini masyarakat hanya mengetahui menang, kalah dan seri. Tapi tidak tahu seluk beluk soal tim PSIS sendiri. Diharapkan melalui program acara yang baru ini semua elemen masyarakat pecinta PSIS dapat mengetahui segala masalah soal tim ini mulai dari pelatih, pemain, pengurus dan persiapan tim sendiri,’’ kata Anis, Selasa (18/11) usai penandatanganan MOU di gedung E TVKU, Semarang. Program acara itu, katanya, akan berlangsung selama 12 episode. Dari program itu diharapkan bisa memberi pemasukan dana kepada tim sebesar Rp 20 juta setiap kali episode dan dana ini diharapkan bisa membantu keuangan tim sendiri.Dia mengakui selama putaran pertama ISL, panitia pelaksana (panpel) PSIS selalu mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Hal inilah yang mendorong dirinya melakukan beberapa terobosan dengan mengadakan program ini. Koordinator Produser Mohammad Iqbal, dengan acara ini beberapa sponsor dapat ikut bergabung dengan PSIS. ’’Sasaran yang diraih melalui program ini adalah mengajak sponsor baru yang ingin bergabung dengan PSIS,’’ kata Iqbal. Dia mengatakan ada tiga kerja sama yang ditawarkan kepada masyarakat, yaitu sponsor utama diperuntukkan bagi pengusaha atau perorangan yang sanggup membayar total biaya Rp15 juta, sponsor pendamping membayar Rp10 juta, dan sponsor pendukung Rp5 juta. Ketika ditanya apakah dengan peringkat dan materi PSIS saat ini dapat menjual, dia menegaskan manajemen akan optimis dengan hal itu. Apalagi pihaknya ingin merubah paradigma masyarakat bahwa pemain muda seperti yang dimiliki PSIS saat ini dapat membawa tim ke arah profesional.

Read More......

THE YOUNG GUNS PSIS SEMARANG


Biarpun Psis masih terseok- seok diperingkat 15 klasmen gw tetap dukung Psis Semarang, Psis sudah mulai berbenah untuk menghadapi putaran ke dua ISL 2008, mudah mudahan bisa juara atau nggak tidak terdegradasi. HIDUP PSIS. Gw akan kasih sedikit profil Psis dari Mbah Wikipedia



Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau PSIS Semarang adalah klub sepak bola yang bermarkas di kota Semarang, Indonesia dengan markas Stadion Jatidiri Semarang. Julukan klub ini adalah "Laskar Mahesa Jenar".

PSIS Semarang adalah klub pertama di Liga Indonesia yang pernah menjadi juara Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada musim berikutnya (2000). PSIS kemudian berhasil menjuarai kompetisi Divisi I nasional (2001), dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang pernah menjuarai Liga Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.
Sejarah

Sejarah tim sepak bola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan. Tim ini mendapatkan hak rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.

Selanjutnya ada pula tim bernama Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.

Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.

Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.

Pada kompetisi tahun 2006 klub ini dilatih Sutan Harhara yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya Bonggo Pribadi.

[sunting] Prestasi

Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instan dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan jelek.

Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan Persebaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Ribut Waidi. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA GAMES yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.

Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi Runner Up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri di Stadion Manahan, Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke dua. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai Runner Up Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.

* Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan PSSI. vs Persebaya 1-0, Syaiful Amri.)
* Juara I LI V 1998 ( vs Persebaya 1-0, Tugiyo)
* Juara I LI Divisi I 2000
* Juara III LI XII 2005
* Juara II LI XIII 2006
* Juara III PEBY 2005
* Juara II PEBY 2006
* Juara I Suratin Cup 2004
* Juara II Suratin Cup 2003

[sunting] Statistik di Divisi Utama Liga Indonesia hingga tahun 2006

* Total musim = 11
* Total pertandingan: 293 (menang 107 kali, seri 79 kali, kalah 107 kali)
* Selisih gol: 319-331

[sunting] Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995

PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur.

PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan Persebaya 3-0 di Stadion 10 November Surabaya, tapi tetap saja prestasinya dipapan tengah yang cenderung kebawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan Gubernur Jateng saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ngenes. Juara Liga Tahun ini adalah Persib Bandung yang secara kontroversial mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-0.

* Total pertandingan: 32 (menang 10 kali, seri 9 kali, kalah 13 kali)
* Selisih gol: 28-43

[sunting] Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996

Berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur.

Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran BIRU. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain PON yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan PSM Makasar 2-0.

* Total pertandingan: 30 (menang 10 kali, seri 7 kali, kalah 13 kali)
* Selisih gol: 37-41

[sunting] Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996

Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12 besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari Pemerintah mengalir dan Penonton pun semakin membanjir. Stadion Jatidiri (kapasitas 25.000) yang di LI I mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang). Juara Liga adalah Persebaya yang mengalahkan Bandung Raya 3-1.

[sunting] Liga Indonesia IV 1997-1998

Berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan). Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.

* Total pertandingan: 16 (menang 4 kali, seri 8 kali, kalah 4 kali)
* Selisih gol: 17-24

[sunting] Liga Indonesia V 1998-1999

Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian Runner Up Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang supporter PSIS di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena Liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champion Asia dan sayangnya langsung tunduk dari Samsung Suwon Bluewings dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 di tandang.

* Total pertandingan: 14 (menang 7 kali, seri 3 kali, kalah 4 kali)
* Selisih gol: 18-13

[sunting] Liga Indonesia VI 1999-2000

Turun ke peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur. Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari Barito Putra 2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.

* Total pertandingan: 26 (menang 6 kali, seri 6 kali, kalah 14 kali)
* Selisih gol: 22-32

[sunting] Liga Indonesia VII 2000-2001

PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas supporter PSIS bernama Panser Biru. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara divisi I tahun 2001 teraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama.

* Total pertandingan: 16 (menang 12 kali, seri 2 kali, kalah 2 kali)
* Selisih gol: 24-9

[sunting] Liga Indonesia VIII Bank Mandiri 2002

Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur PSIS tetap menempati posisi di papan tengah seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang spesial, semuanya datar-datar saja. Liga Indonesia VIII tahun 2002 (Liga Bank Mandiri), PSIS masih belum beranjak dari papan tengah dan bahkan nyaris degradasi. Untung saja 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang degradasi. Juara tahun ini adalah Petrokimia Putra yang pada final mengalahkan Persita 2-1 (perpanjangan waktu).

* Total pertandingan: 22 (menang 8 kali, seri 6 kali, kalah 8 kali)
* Selisih gol: 20-25

[sunting] Liga Indonesia IX Bank Mandiri 2003

Mencapai peringkat 13 dari 20 tim. Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada Yoyok Sukawi. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003.

Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di Jakarta, PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuad pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya.

Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah ke bawah. Juara Liga tahun ini adalah Persik Kediri yang fenomenal karena di tahun sebelumnya berada di Divisi I. Liga Indonesia X (Liga Bank Mandiri) tahun 2004, masih dengan format satu wilayah. prestasi PSIS mulai menanjak naik walaupun belum bisa meraih gelar juara yang pada tahun ini diraih oleh Persebaya Surabaya. Liga Indonesia XII (Liga Djarum Indonesia) tahun 2005, prestasi PSIS semakin membaik. Di tangan pelatih Bambang Nurdiansyah, PSIS berhasil meraih posisi ketiga. Sebenarnya hasil yang dicapai bisa lebih baik kalau saja di partai 8 besar wasit bisa lebih netral saat PSIS jumpa dengan tuan rumah Persija dan Persebaya melakukan hal yang mencoreng sepak bola nasional dan menghilangkan kesempatan juara PSIS dengan mogok main. Di tahun ini ada sesuatu yang baru di mana Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh Persijap Jepara.

* Total pertandingan: 38 (menang 14 kali, seri 8 kali, kalah 16 kali)
* Selisih gol: 43-45

[sunting] Liga Indonesia X 2004

Mencapai peringkat 10 dari 18 tim Pada Liga Indonesia tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih Bonggo Pribadi, PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada Herri Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim.

Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga Indonesia tahun 2005.

* Total pertandingan: 34 (menang 12 kali, seri 10 kali, kalah 12 kali)
* Selisih gol: 35-34

[sunting] Liga Indonesia 2005

Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar), juara 3. Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), PSIS memiliki optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005.

* Total pertandingan: 30 (menang 13 kali, seri 12 kali, kalah 5 kali)
* Selisih gol: 41-23

[sunting] Liga Indonesia 2006

Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup A (8 Besar), RUNNER UP.
M.Ridwan

Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih Sutan Harhara untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games Manila, sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan ujicoba di Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil maksimal.

Di pertengahan musim, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol Christian Gonzales.

* Total pertandingan: 31 (menang 16 kali, seri 5 kali, kalah 10 kali)
* Selisih gol: 37-31

[sunting] Daftar pemain

[sunting] Liga Indonesia 2007
Nomor Posisi WN Nama Tgl lahir
1 GK Basuki Setyabudi 14 Mei 1982
2 MF Yusuf Sutan Mudo 2 April 1985
3 DF Idrus Gunawan 27 April 1979
4 MF Kahudi Wahyu Widodo 22 Juli 1979
5 DF Maman Abdurrahman 12 Mei 1982
6 DF Eko Prasetyo 22 Agustus 1985
6 DF Taufik Permadi N/A
8 MF Wahyu Abdul Wahab 1976
9 DF Indriyanto Setyo Nugroho 2 April 1976
10 FW Julio Lopez Gabriel Venegaz 4 November 1978
11 MF Fachrudin N/A
12 GK I Komang Putra 6 Mei 1972
13 MF Modestus Setiawan 17 Desember 1982
14 MF Julian Kusuma Leiwaka Bessy 9 Juli 1987
15 MF Ebi Theofilus Sukore N/A
16 MF Denny Rumba 16 Mei 1985
17 MF Harry Salisbury 15 April 1977
18 MF Alfredo Antonio Figueroa Ahumada N/A
19 DF Dedean Surdani 23 November 1983
21 FW Khusnul Yakin 4 Juni 1980
22 GK Agus Murod Alfarizi 9 November 1974
23 MF Muhammad Ridwan 8 Juli 1980
24 MF Sentot Brahmono N/A
25 FW Foffe Kamara Mumbiala 10 Juni 1977
27 FW Zoubairou Garba 10 Oktober 1985
29 GK Ari Julianto N/A
30 FW Omar el Talem Sany N/A
33 FW Asep Winarso 29 September 1986

[sunting] Pemain Masuk 2007

[sunting] Pemain Keluar 2007

[sunting] Indonesian Super League 2008
No. Posisi Nama pemain
GK Agus Murod Alfarizi
GK Basuki Setiabudi
GK Zaky Al Hadad
DF Idrus Gunawan
DF Hendro Bawono
DF Herry Susilo
DF Gunawan Dwi Cahyo
DF Edson Leonardo
DF Bangun Permana
DF Prananda Aditya
MF Denny Rumba

No. Posisi Nama pemain
MF Ahmad Zaini
MF Sapto Widiantoro
MF Alex Daniels
MF Sukamto
MF Anwarrudin
MF Ilham Asdat
FW Gaston Castano
FW Borgondo Salomon
FW Sumaryanto
FW Yulianto Wibowo

[sunting] Pemain Masuk 2008

* Gaston Castano
* Basille
* Yohan

[sunting] Pemain Keluar 2008

* Muhammad Ridwan ke Pelita Jaya
* Maman Abdurrahman ke Persib Bandung
* Harri Salisburi ke Persib Bandung

[sunting] Pencetak gol terbanyak per musim

* 2007: Julio Lopez
* 2006: Emmanuel De Porras, Gustavo Hernan Ortiz, Imral Usman
* 2005: Emmanuel De Porras, Indriyanto Nugroho, Esaiah Pelle Benson
* 2004: Indriyanto Nugroho, Roberto Kwateh, Abdoulaye Djibril
* 2003: Julio Lopez, German Osorio, Bambang Harsoyo, Abdoulaye Djibril
* 2002: Arliston De Oliveira, Khusnul Yakin, Gbeneme Friday

[sunting] Pencetak gol terbanyak sepanjang karir di PSIS di Liga Indonesia

* 23 = Indriyanto Nugroho, Emmanuel De Porras
* 18 = Julio Lopez
* 10 = Roberto Kwateh, Abdouleye Djibril
* 9 = Khusnul Yakin, Gustavo Hernan Ortiz
* 8 = Harri Salisburi
* 7 = Esiah Pelle Benson, Bambang Harsoyo, Arliston De Oliveira
* 6 = Imral Usman
* 5 = M Ridwan, German Osorio
* 3 = Gbeneme Friday
* 2 = Miguel A Dominguez, Darwin Perez, Purwanto, Khair Rifo, Nurul Huda, Otto Weah
* 1 = Foffe Camara, Maman Abdurrahman, Zoubairou, Idrus Gunawan, Greg Nkowolo, A Jomma Ballah, M Irfan, Lilik Suheri, Sasi Kirono, Eko Purjianto, Louis Miranda, Alexander Pulalo, Yuniarto Budi, Iwan Suryanto

[sunting] Sponsor

Sponsorship menjadi sesuatu yang lebih serius setelah keluarnya Permendagri no.13 tahun 2006 yang mengatur bahwa Pemda diharapkan tidak memberikan bantuan keuangan terus menerus dari APBD bagi sebuah organisasi seperti PSIS sebagai organisasi sepak bola di kota Semarang. Untuk itu tim sepak bola yang ingin bertahan hidup di Liga Indonesia harus mulai memikirkan kerjasama dengan para sponsor. Pada musim tahun 2007 PSIS Semarang menjalin beberapa kerja sama dengan Umbro (aparel) dan Suara Merdeka (tim).

[sunting] Penggemar

Seperti halnya klub sepak bola yang lain, PSIS mempunyai beberapa kelompok suporter, antara lain yang menamakan dirinya Panser Biru, SneX (Semarang Extreme), Bon-X, YSS (Yayasan Suporter Semarang) dan lainnya.

HIDUP PSIS SEMARANG

Read More......

Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger